Home

Senin, 07 April 2014

Robot Ubah Wajah Pertanian Australia

Dengan adanya teknologi robot, maka tidak lagi dibutuhkan traktor besar, cukup robot-robot berukuran kecil untuk melakukan kegiatan pertanian. Tetapi keberadaan robot ini diakui tidak berarti akan mengganti tenaga kerja manusia.


AgRobot, sangat ringan, tetapu mampu untuk mengurangi dampak gulma terhadap lingkungan (Credit: ABC licensed)
Para peneliti mengatakan teknologi akan mengubah industri pertanian, karena akan lebih mengandalkan tenaga robot.

Beberapa universitas, termasuk Universitas Queensland of Technology (UQT) di Australia ini sedang mengembangkan 'Agbots' atau 'Agribots' - robot yang dirancang khusus untuk melakukan pekerjaan di industri pertanian.

Profesor Gordon Wyeth dari  UQT mengatakan telah mengembangkan traktor yang mampu beroperasi sendiri tanpa bantuan manusia dan mampu membasmi gulma lebih cepat tanpa merusak tanah.

"Tetapi robot yang telah dikembangkan sejauh ini bukan berarti menggantikan pekerja manusia," katanya.

"Teknologi ini hanya mengubah traktor yang biasanya berukuran besar menjadi kecil dan terdiri dari beberapa peralatan."

"Jadi idenya adalah bukan sebuah traktor besar tetapi terdiri  dari 100 robot ringan yang mampu bergerak di permukaan sawah."

Proyek ini merupakan salah satu dari beberapa proyek lainnya yang sedang dikembangkan sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual.

Saat ini, tenaga kerja manual di Australia dilakukan oleh pekerja musiman, yang kebanyakan berasal dari Kepulauan Pasifik di Australia di bawah Skema Percontohan Pekerja Musiman dari Pasifik.

Profesor Wyeth mengatakan penggunaan robot ini nantinya untuk memudahkan pekerjaan agar lebih efisien dan mengurangi resiko.

"Salah satu masalah terbesar yang kita alami di industri sayur mayur dan buah-buahan adalah menemukan mereka yang mampu terlibat dari proses panen hingga dipasok ke toko-toko," ujar Profesor Wyeth.

"Saat ini kita tidak memiliki cukup banyak orang untuk melakukan itu semua, benar-benar melelahkan secara fisik."

Universitas di Queensland ini juga memperkirakan robot bisa menghemat hingga $620 juta pertahun dalam proses produksi di industri gandum.

Sementara University of Sydney kini sedang mengembangkan proyek untuk menumbuhkan pohon-pohon yang dapat menghasilkan buah-buahan dengan "dua dimensi" agar mudah diidentifikasi jenisnya oleh robot saat musim panen.


Menurut Profesor Wyeth, jangka panjang dalam penggunaan robot ini memiliki potensi untuk mengubah wajah industri pertanian di Australia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar