Dengan adanya teknologi robot, maka tidak lagi dibutuhkan
traktor besar, cukup robot-robot berukuran kecil untuk melakukan kegiatan
pertanian. Tetapi keberadaan robot ini diakui tidak berarti akan mengganti
tenaga kerja manusia.
AgRobot, sangat ringan, tetapu mampu untuk mengurangi dampak
gulma terhadap lingkungan (Credit: ABC licensed)
Para peneliti mengatakan teknologi akan mengubah industri
pertanian, karena akan lebih mengandalkan tenaga robot.
Beberapa universitas, termasuk Universitas Queensland of
Technology (UQT) di Australia ini sedang mengembangkan 'Agbots' atau 'Agribots'
- robot yang dirancang khusus untuk melakukan pekerjaan di industri pertanian.
Profesor Gordon Wyeth dari
UQT mengatakan telah mengembangkan traktor yang mampu beroperasi sendiri
tanpa bantuan manusia dan mampu membasmi gulma lebih cepat tanpa merusak tanah.
"Tetapi robot yang telah dikembangkan sejauh ini bukan
berarti menggantikan pekerja manusia," katanya.
"Teknologi ini hanya mengubah traktor yang biasanya
berukuran besar menjadi kecil dan terdiri dari beberapa peralatan."
"Jadi idenya adalah bukan sebuah traktor besar tetapi
terdiri dari 100 robot ringan yang mampu
bergerak di permukaan sawah."
Proyek ini merupakan salah satu dari beberapa proyek lainnya
yang sedang dikembangkan sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketergantungan
pada tenaga kerja manual.
Saat ini, tenaga kerja manual di Australia dilakukan oleh
pekerja musiman, yang kebanyakan berasal dari Kepulauan Pasifik di Australia di
bawah Skema Percontohan Pekerja Musiman dari Pasifik.
Profesor Wyeth mengatakan penggunaan robot ini nantinya
untuk memudahkan pekerjaan agar lebih efisien dan mengurangi resiko.
"Salah satu masalah terbesar yang kita alami di
industri sayur mayur dan buah-buahan adalah menemukan mereka yang mampu
terlibat dari proses panen hingga dipasok ke toko-toko," ujar Profesor
Wyeth.
"Saat ini kita tidak memiliki cukup banyak orang untuk
melakukan itu semua, benar-benar melelahkan secara fisik."
Universitas di Queensland ini juga memperkirakan robot bisa
menghemat hingga $620 juta pertahun dalam proses produksi di industri gandum.
Sementara University of Sydney kini sedang mengembangkan
proyek untuk menumbuhkan pohon-pohon yang dapat menghasilkan buah-buahan dengan
"dua dimensi" agar mudah diidentifikasi jenisnya oleh robot saat
musim panen.
Menurut Profesor Wyeth, jangka panjang dalam penggunaan
robot ini memiliki potensi untuk mengubah wajah industri pertanian di
Australia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar