Home

Selasa, 04 Maret 2014

Kaderisasi Organisasi Saat Masa Kuliah part 1

Hai ketemu lagi ni ama saya ryan. Hari ini gak ada yang istimewa tapi saya harus tetap memposting di blog. Mungkin tugas nya memang sederhana memposting 1 postingan per hari , tapi itu cukup membuat susah karena gak ada ide nya itu haha. Ya tapi kita harus jalani sajalah tugas kampus ini, semua niat baik akan mendapat manfaat baik.

Ok hari ini kita akan membahas dan mengulas sedikit tentang ,
" Kaderisasi Organisasi Saat Masa Kuliah ". hahaha berat banget kan ide saya hahaha. Saya mengangkat tema ini mungkin sedikit nge-flash back tentang sesuatu bernama " OSPEK " dan "Kekerasan Pada Saat OSPEK". Mungkin dua hal ini bukan hal yang tabu lagi dan sudah sering banyak ter ekspose oleh media masa contoh , kasus ospek di salah satu perguruan tinggi di Malang, Jawa Timur.

Posting ini bukan untuk menjelek-jelekan pihak tertentu, tapi guna menyampaikan pendapat saya
" HARUS SEPERTI APA KADERISASI YANG BAIK? ".
Permasalahan ini adalah yang paling sering muncul kalo ada mahasiswa baru mau masuk atau anggota organisasi baru mau masuk. Nah mari kita lihat pemikiran saya.

Kaderisasi Organisasi Saat Masa Kuliah

1. Arah Tujuan dan Proses Kaderisasi

Nah ini dia sebenar nya yang harus kita pikirkan, mau jadi apakah orang yang kita kaderisasi. Banyak pemikiran "Kaderisasi = Pembentukan Mental" padahal pada dasar nya dua hal tadi adalah sesuatu yang berbeda. Ketika kita ingin membangun suatu organisasi yang baik dan berkualitas kita otomatis harus mencetak kader yang bagus dan kata "Kaderisasi" adalah proses yang kita perlukan untuk mencetak kader yang berkualitas tersebut, dalam hal ini memang "Pembentukan Mental" memang di tujukan sebagai proses untuk mendapatkan goal "Kader Bermental Baja" tapi menurut saya ,
Organisasi yang baik bukan hanya memiliki "Kader Bermental Baja".
Organisasi yang baik memiliki banyak macam kader sesuai dengan kebutuhan mereka dan dapat memanfaatkan potensi dari setiap kader mereka. Hal-hal tadi adalah yang saya kira merupakan tujuan kaderisasi.

Dalam hal ini ketika kita memiliki banyak macam kader dan banyak potensi dari mereka, maka kita harus memiliki banyak jenis treatment untuk mengembangkan mereka bukan hanya "Pembentukan Mental" karena pasti setiap orang punya keunggulan dan daya tahan yang berbeda.

Maaf kalo gambar nya jelek dan gak jelas hehe , mari saya jelaskan.

Warna Kuning : Organisasi yang memiliki kader
Warna Orange : Kader dari Organisasi
Warna Merah : Sifat Mental Baja dari Kader
Warna Biru : Sifat Pemikiran Tajam dari Kader
Warna Hijau : Memiliki Mental dan Pemikiran (Leadership)

Seperti yang saya jelaskan diatas tadi Organisasi yang baik memiliki banyak macam kader sesuai dengan kebutuhan mereka dan dapat memanfaatkan potensi dari setiap kader mereka seperti kita lihat kita memiliki dua sifat dasar dari kader Mental Baja dan Pemikir Tajam , dan ketika kedua hal tersebut menjadi 1 maka kita akan dapatkan sifat Leadership. Pertanyaan yang timbul kenapa kita tidak memperbanyak Warna Hijau / Leadership bukan nya dengan itu kita dapat banyak orang yang berkualitas?.

Menurut saya ketika semua orang memiliki Leadership sapa yang akan menjadi PEMIMPIN dan sapa menjadi YANG DIPIMPIN , ketika kita hanya memiliki kader yang mempunyai Leadership maka kita akan kesulitan karena akan banyak hal terjadi  ketidak cocokan ide, perebutan kepemimpinan, dan lain-lain. Lalu "Mengapa kita membutuhkan kader yang memiliki sifat yang tidak lengkap ? ".

Ingat dengan kata-kata "Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani" 
"Di depan memberi teladan , di tengah membangun semangat , di belakang atau yang mengikuti memberi dukungan atau dorongan".

Ketika Seorang pemimpin dengan sifat Leadership dia mampu memimpin dan memberi teladan maka yang akan berada di tengah adalah anggota yang Bermental Baja yang memiliki semangat yang baik dan memberi mental juga sebagai pelindung dari pergerakan organisasi dan yang akan mendorong dan penyokong pemimpin dan anggota bermental baja adalah anggota dengan sifat Pemikir kenapa ? Pemikir bisa memberi bantuan dan dorongan terlebih ketika organisasi mempunyai problem yang tidak bisa di pecahkan oleh Leader dan Anggota lain.

Nah itu pendapat saya mungkin kalian memiliki pendapat lain. haha sekian dulu ya kita lanjut di hari esok ... capek banget sob ngetik .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar