KONDISI PERIKANAN JEPANG
Jepang memiliki Sumber laut yang sangat melimpah, sehingga
konsumsi ikan masyarakat pun tinggi. Jepang menduduki urutan ke 2 setelah Cina
dalam prosentase penangkapan ikan didunia. Namun setelah krisis minyak pada
tahun 1973 Perikanan Jepang sempat menurun, sampai sat ini prosentase perikanan
ini mengalami kenaikan dan penurunan.
Orang Jepang sejak lama menyukai ikan segar. Hal ini
didukung oleh adanya pertemuan arus hangat dan arus dingin di perairan Jepang
yang kaya akan ikan. Tetapi ikan yang tersedia di perairan yang dekat dengan
Jepang dalam beberapa dekade ini mulai menurun .Jadi untuk memberi makan
populasi Jepang, kapal-kapal penangkap ikan bertambah lebih besar dari
sebelumnya.
Jepang juga menebarkan kontroversi dengan mendukung
perburuan ikan paus. Yang didunia sangat ditentang, diantaranya adalah tahun
2002 Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, jengkel dengan kajian (atau diduga
perburuan) Ikan paus yang dilakukan Jepang. Rudd mengirim ultimatum: November
2010 adalah batas waktu bagi Jepang untuk menghentikan program penelitian ikan
paus yang membunuh ratusan ekor per tahun di perairan Antartika. Jika
dilanggar, Australia akan berjuang lewat pengadilan internasional di The Hague.
Hal ini disampaikan Rudd sehari sebelum bertemu menteri luar negeri Jepang
Katsuya Okada di Australia.
WHALE HUNTING
Jepang dikenal sebagai negara yang mempunyai catatan
prestasi paling buruk dalam hal perburuan ikan paus. Demo dan protes pun
berdatangan dari berbagai negara dan organisasi penyayang binatang seperti WWF.
Demo juga tidak terbatas dilakukan oleh orang asing semata, warga lokalpun
melakukan protes serupa di dalam negeri. Namun ditengah hujan protes dan demo
perburuan ikan paus tetap berlanjut.
Jepang memiliki tradisi panjang dalam mengkonsumsi daging
ikan paus. Tradisi penangkapan ikan paus dimulai pada abad ke 12, dimana saat
itu negara sedang dalam krisis pangan sehingga ikan paus menjadi salah satu
penyelamat untuk memenuhi kelangkaan sumber protein bagi bagi banyak orang.
Selain dagingnya, lemak dan minyaknya juga mempunyai manfaat yang sangat
penting.
Tentu saja pada masa itu teknologi perburuan masih sangat
sederhana dan sepenuhnya menggunakan peralatan tradisional sehingga jumlah ikan
yang bisa ditangkap juga tidak banyak. Sekarang ini situasinya tentu saja sudah
jauh berubah. Masa krisis pangan sudah lama berakhir namun aktivitas perburuan
ikan paus masih tetap berlanjut. Ditambah lagi dengan pengusaan teknologi
penangkapan ikan yang canggih membuat jumlah paus yang bisa ditangkap menjadi
semakin besar tidak terkendali. Kondisi ini membuat Jepang mendapat kecaman
dari berbagai pihak.
Kementerian Perikanan Kano Michihiko menjelaskan, penelitian
Paus sangat diperlukan untuk memperbaiki perdagangan Paus di masa mendatang. Ia
pun menambahkan, bahwa kapal pengawal perburuan Paus merupakan kapal milik
Badan Perikanan.
Berdasarkan Pertemuan Komisi Perburuan Paus Internasional,
IWC, di Agadir, Maroko, kuota perburuan paus untuk Jepang di Laut Antartika
akan turun dari 935 paus Minke saat ini menjadi 400 dan kemudian 200 tahun
2015. Jepang mengatakan angka ini terlalu rendah tetapi kelompok perlindungan
hewan dan negara antiperburuan paus menginginkan angka yang lebih rendah lagi.
Juga muncul tuntutan agar daging paus hanya boleh diperjualbelikan di dalam
negeri dan bukan internasional.
NEGARA LAIN PEMBURU PAUS.
Norwegia dan Islandia adalah salah satu negara selain Jepang
yang memiliki tradisi mengkonsumsi ikan paus dan sejak dahulu penangkapan ikan
paus (dan juga singa laut ) telah menjadi kegiatan ekonomi nelayan negara
tersebut. Jenis yang ditangkap adalah dari species paus minke yang memang bisa
ditemukan dalam jumlah yang cukup banyak di disepanjang pantai Norwegia. Ikan
paus minke Norwegia bukan merupakan jenis yang terancam punah.
Namun walaupun bukan termasuk jenis langka, pembatasan
penangkapan tetap diberlakukan. Ikan ini umumnya ditangkap selama musim panas
dan dengan menggunakan alat pancing. Cara ini sering disebut ramah lingkungan
karean ikan yang ditangkap menjadi lebih selektif dan dalam jumlah yang
sedikit.
Selama ini negara yang dikenal sebagai pengkonsumi ikan paus
adalah Jepang. Namun sepertinya cukup banyak juga pembaca yang belum tahu bahwa
salah satu dari wilayah di Indonesia yang masyarakatnya mempunyai budaya
berburu dan mengkonsumsi ikan paus. Warga Lamalera di Pulau Lembata, Nusa
Tenggara Timur yang merupakan salah satu saudara kita yang memiliki tradisi
berburu ikan paus. Hal ini sangat memungkinkan karena kondisi perairan di
walayah tersebut yang merupakan lintasan migrasi dari ikan besar tersebut ke
wilayah selatan. sumber hidup mereka. Paus yang ditangkap umumnya adalah jenis
Sperm.
Proses perburuan sepenuhnya menggunakan peralatan tradisonal
sehingga menurut aturan ICRW masih diperbolehkan. Jadi dengan peralatan sederhana
namun untuk tujuan menangkap ikan berukuran besar, membuat aktivitas ini
menjadi sangat berbahaya. Kecelakaan kadang terjadi yang tidak jarang berakhir
dengan kematian. Namun kondisi alam yang tidak memungkinkan membuat ikan paus
menjadi satu satunya makanan pokok secara turun temurun bagi warga di daerah
tersebut.
AKTIVIS GAGALKAN PERBURUAN PAUS DI JEPANG
Aktivis lingkungan yang tergabung dalam The Sea Shepherd
Conservation Society menyuarakan protes dan membuat pemerintah Jepang
menghentikan kegiatan ekspedisi tahunan berburu paus sebelum musim berakhir.
Kapal-kapal dengan muatan harpoon atau senjata berburu paus dengan target
memburu hingga 945 paus di Antartika.
Penangkapan paus untuk kepentingan komersial sebenarnya
sudah dilarang semenjak 1986. Jepang kerap beralasan mereka melanjutkan
penangkapan untuk kepentingan riset ilmiah, tapi mereka tidak dapat mengelabui
fakta bahwa banyak dari daging paus buruan tersebut akhirnya dikonsumsi sebagai
salah satu jenis hidangan di restoran-restoran.
Menurut laporan The Times, lewat investigasi rahasia,
pejabat enam negara telah setuju untuk menjual suara mereka dalam konferensi
International Whaling Commision (IWC) di Maroko bulan ini. Enam negara yang
terlibat meliputi St. Kitts dan Nevis, Kepulauan Marshall, Kiribati, Grenada,
Republik Guinea, dan Pantai Gading. Mereka mengaku mendapat bantuan finansial
dari Jepang untuk mendukung sektor perikanan negara mereka dan menghadiri
konferensi IWC. Selain itu, Jepang juga memanggil wanita penghibur untuk
menemani mereka di hotel.
Ibrahima Sory Sylla, direktur nasional perikanan Guinea,
menyatakan Jepang membayar 7.900 poundsterling untuk keanggotaan IWC dan biaya
menghadiri konferensi. Tiap delegasi menerima 300 dolar tiap hari selama
konferensi berlangsung. Sementara menteri perikanan menerima 1.000 dolar per
hari. Jumlah yang amat besar, jika meliat rata-rata pendapatan rakyat Guinea
per tahun hanya 1.000 dolar. Jepang selama ini juga telah mengucurkan dana
untuk membantu Guinea membangun sektor perikanannya. Sementara St Kitts dan
Nevis, negara kecil di Kepulauan Karibia, menerima tawaran Jepang untuk
menyokong perekonomian mereka. Sejak industri gula mereka kolaps, mereka hanya
mengandalkan bantuan finansial dari negara lain.
Sejak larangan berlaku, IWC membatasi jumlah paus yang
ditangkap. Selama 24 tahun, Jepang bersama Norwegia dan Islandia ‘hanya’
menangkap 35 ribu paus. Dalam kasus Jepang, perburuan paus disahkan dengan
dalih ‘penelitian ilmiah’
WAGYU (Wagyuu)
DAGING sapi terdiri dari berbagai jenis, mulai daging sapi
lokal, daging sapi wagyu, daging sapi New Zealand, daging sapi Australia,
hingga USA. Memiliki bentuk yang sama, namun bila dilihat secara kasat mata
daging wagyu berbeda dengan jenis daging sapi lainnya. Daging wagyu memiliki
grade yang disebut dengan marbling. Biasanya dimulai dari angka 2-12, tapi saat
ini point 2 dan 3 tidak dianggap wagyu, sebab marblingnya tidak banyak. Kalau
di Indonesia hanya digunakan marbling dari 4 hingga 9, di atas 9 hanya
digunakan di Jepang.
Marbling ada di dalam
wagyu memiliki bentuk guratan-guratan putih seperti marmer, karena itu
disebut marbel. Semakin banyak guratan, semakin tinggi marbelnya semakin mahal
harganya. Dipegang teksturnya sangat lembek
Selain dilihat dari marbling, daging wagyu yang baik kalau
dipegang lunak dan lembek. Daging wagyu yang kualitasnya jelek memiliki aroma
tidak sedap, muncul keluar warna hijau, dan tidak berlendir. Daging lokal atau
impor memiliki warna merah, karena daging lokal tidak melalui proses aging dan
darahnya masih bertahan dalam daging, karena itu daging lokal sangat keras.
MELT in the mouth. Itulah predikat yang disandang daging
wagyu nomor satu. Dikenal sebagai daging yang luar biasa empuk, lumer di lidah.
Bagi orang Jepang, wagyu berarti sapi (gyu) kepunyaan kami atau segala sesuatu
yang berbau Jepang (wa), secara Harfiah disebut sebagai “Sapi Jepang”. Secara
umum, daging sapi ini, terutama yang berasal dari prefektur (kabupaten) Kobe,
daerah Matsusaka di prefektur Mie dan provinsi Omi yang sekarang dikenal
sebagai prefektur Shiga, dianggap luar biasa karena tak ada daging sapi lain
yang bisa meleleh di mulut.
Wagyu tidak sama dengan daging Impor terbaik yang biasa
didatangkan dari Amerika, hal ini dapat dilihat dari perbedaan rasa, tekstur
dan kandungan gizi. Wagyu memiliki rasa yang jauh lebih lezat dari daging sapi
impor amerika, Tidak keras saat disantap Sangat Gurih & Lembut serta Meleleh di mulut karena memiliki
kandungan lemak tak jenuh yang lebih tinggi.
Tekstur Wagyu Halus & Lembut, memiliki Guratan putih
seperti marmer, Dipegang teksturnya sangat lembek dan Penuh dengan marbling. Kelebihan lainnya
adalah kandungan gizi yang lebih tinggi (Zinc, Vitamin B, Zat besi, Protein
Omega 3 dan omega 6 ) karena cara penangannya yang khusus.
Peternakan Wagyu memiliki cara-cara khusus untuk merawat
sapi-sapinya. Dibandingkan Barat yang lebih menampilkan kenikmatan daging
sebagai otot. Jepang lebih tertarik menyuguhkan kehalusan citarasa yang lebih
abstrak, dituangkan lewat metamorfosa lemak ke minyak. Maka, dipilihlah sapi
yang paling empuk dagingnya dan kurang berkembang ototnya tetapi berpotensi besar
dikembangkan lemaknya. Pilihannya, sapi jantan yang dikebiri saat usia 2-3
bulan dan sapi betina yang masih perawan.
Ini karena sapi betina kurang berotot dibandingkan yang
jantan dan lebih mudah digemukkan. Begitu pula sapi jantan yang dikebiri.
Hilangnya kejantanan melenyapkan kemampuan membentuk otot yang kekar dan
meningkatkan penumpukan lemak.
Kebiri juga dimaksudkan untuk menghilangkan bau prengus yang
menohok hidung. Usia sapi juga ikut berperan. Karena daging anak sapi kurang
citarasanya, maka dipilih sapi dewasa atau mendekati dewasa yang rata-rata
berusia 10-13 bulan untuk digemukkan supaya citarasa dagingnya lebih kuat.
Pemeliharaan yang rata-rata berlangsung selama 20 bulan
dilakukan lewat dua cara. Pertama, dengan memberikan makanan bergizi tanpa
paksaan karena bila dipaksa, lemak akan ditimbun di punggung. Lalu, memastikan
bahwa makanan dicerna dengan baik.
Biji-bijian atau makanan lain yang berserat tinggi seperti
ampas gandum (malt) dan ampas arak buah plum juga diberikan supaya lambung
meregang, menjadi lebih besar dan dapat menampung lebih banyak makanan sehingga
lebih cepat gemuk. Namun, kerapatan perlemakan yang sangat tinggi pada wagyu
(disebut fat marbling atau sashi dalam bahasa Jepang) sebenarnya lebih
disebabkan oleh faktor genetika, terutama pada wagyu berbulu hitam galur
Tajima.
Menurut statistik, dari 100 ekor wagyu yang digemukkan,
hanya 10% yang menghasilkan daging dengan angka
kerapatan perlemakan 9 atau
lebih.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Universitas
Queensland, Australia, lemak daging (intramuscular) pada wagyu, grade tinggi
serupa dengan penampakan batu marmer, mengandung omega 3, kandungan lemak tak
jenuh lebih tinggi dibandingkan lemak jenuh (2:1) sehingga bisa menurunkan
kolesterol dalam darah. Artinya, kobe beef termasuk kategori makanan sehat
Wagyu diberikan perlakuan yang luar biasa, yaitu pijat
secara teratur dengan minyak khusus untuk meningkatkan distribusi dan
kelembutan lemak, proses pemijatan dilakukan hingga 20 menit per sesi-nya,
diberikan makanan khusus lainnya untuk merangsang nafsu makan, diberi minum
sake dan bir, serta banyak istirahat dan sedikit aktivitas untuk mencegah otot mengeras.
Tekhnik pemeliharaan
ini berbeda pada setiap daerah, seperti perbedaan pemberian pakan, pemijatan
atau penambahan bir atau sake pada pakan Sapi. Pertama, dengan memberikan
makanan bergizi tanpa paksaan karena bila dipaksa, lemak akan ditimbun di
punggung. Lalu, memastikan bahwa makanan dicerna dengan baik. Hal inilah yang
paling membuat Wagyu memiliki kualitas yang baik.
PASAR TSUKIJI
Pasar Tsukiji (築地市場) atau yang lebih populer sebagai
Pasar ikan Tsukiji (Tsukiji Fish Market) adalah sebuah pasar induk yang berada
di Tsukiji, Chuuou, Tokyo. Pasar Tsukiji merupakan pusat Grosir hasil tangkapan
laut dan pertanian (namun pasar ini lebih terkenal dengan hasil tangkapan
launya). Pasar ini diresmikan pertama kali pada tanggal 2 Februari 1935. Pasar
Tsukiji yang merupakan pasar ikan terbesar didunia ini buka setiap pagi,
kecuali hari Minggu, hari libur dan hari libur pasar di Jepang yang biasanya
jatuh pada hari rabu.
Hasil laut yang ada di pasar Tsukiji merupakan hasil
tangkapan seluruh dunia, berbagai macam jenis ikan dapat ditemui di pasar ini.
Yang paling terkenal dari pasar ini adalah pelelangan ikan tuna Bluefin atau
sirip biru. Seekor tuna dengan mudah bisa bernilai hingga lebih dari satu juta
yen (Rp.121 juta). Rekor penjualan Ikan dipasar ini adalah seekor ikan tuna
sirip biru raksasa terjual seharga 32,49 juta yen atau 396.000 dolar AS pada
pelelangan pertama 2011.
Pasar Tsukiji menangani hingga 480 jenis ikan laut dan
memiliki nilai perdagangan ikan laut hingga US$ 20 juta/hari. Pasar ini menarik
hampir 40 ribu pembeli dan pedagang setiap harinya, dan 90% dari pengunjung
pasar ini adalah turis asing.
Disekitar Pasar Tsukiji berderet berbagai toko hasil
tangkapan laut, restoran dan warung sushi serta olahan laut lainnya yang
dikenal sebagai Pusat Perbelanjaan Luar Pasar Tsukiji (築地場外市場商店街, Tsukiji jōgai
shijō shōtengai) atau populer sebagai jōgai shijō (pasar bagian luar). Disini
kita dapat menemui tangki tangki / aquarium kakap merah cerah, kerang laut, dan
udang segar yang hidup. Kita juga dapat menemui berbagai macam sushi dengan
mudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar