Syaykh Al-Zaytun Dr. Abdussalam Panji Gumilang memaparkan
‘khayal’ yang menurutnya realistis untuk mengakselerasi pembangunan Indonesia,
tatkala PPP sudah meraih suara atau kursi parlemen 60%, dimulai tahun 2024
menuju Semesta Indonesia Raya tahun 2050. Digalang dengan politik Samudera Jaga
Negara, Tirta Sangga Negara.
Tengoklah peta Indonesia yang begitu gagah belum pernah ada
politik Samudera Jaga Negara. Belum ada Politik Tirta Sangga Negara. Apa
buktinya? Samudera Jaga Negara, samudera yang 5 juta km lebih semua tidak kita
kuasai karena kita tidak punya kapal induk yang signifikan. Tidak punya kapal
selam, tidak punya pesawat terbang yang bisa menerawang kawasan Indonesia. Itu
yang harus kita bangun supaya menjaga Indonesia: Samudera Jaga Negara.
Berpartai sesungguhnya sesuatu hal yang sangat penting.
Berpartai bukan hal yang hina. Berpartai akan menjadi sangat penting, karena
dengannya kita akan masuk ke dalam sistem negara. Negara kita memiliki
Indonesia Raya. Kita masuk ke sana, membangun negara,
jiwanya, raganya, seluruhnya kita bangun. Demikianlah
PPP, bercita-cita menang untuk membangun Indonesia.
PPP sangat nasionalis. Mengapa? Karena namanya saja, itu
dari lagu wajib yaitu lagu
Indonesia Raya. Mari kita nyanyikan, di sana ada kata-kata
yang kemudian diambil menjadi nama
PPP. “Marilah kita berseru, Indonesia bersatu.” Bersatu
adalah kata kerja, persatuan adalah kata benda. “Marilah kita berseru,
Indonesia bersatu.” (dilantunkan). Pantas kalau partai itu
Partai Persatuan Pembangunan. Tugasnya apa? Tugas PPP adalah
membangun. Sebagaimana dalam lagu wajib: bangunlah jiwanya, bangunlah raganya
untuk
Indonesia Raya.
Kita tengok jumlah pulau Indonesia 18.534. Yang tidak punya
nama 6.500 pulau. Bayangkan itu karunia Illahi yang sudah 68 tahun, bangsanya
tidak mampu memberikan nama. Hanya mampu ribut kalau didatangi pasukan-pasukan
dalam dan luar negeri.
PPP yang asasnya Islam adalah untuk membangun Indonesia
Raya. Dari sisi apa dibangun? Dari sisi landasan negaranya: Ketuhanan Yang maha
Esa. Di sana dasar, di sana letaknya beragama. Maka tatkala membangun Ketuhanan
YME, inklusif membangun keagamaan.
Tatkala kita membangun ‘Kemanusiaan yang adil dan beradab’
di situlah terbangunnya umat manusia Indonesia yang berkeadilan dan
berperadaban dalam hidup di nasional ini maupun di tataran internasional.
Maka kita ingin menyatukan bangsa ini, dengan landasan
Persatuan Indonesia. Dengan Persatuan Indonesia ini umat beragama akan bisa
bersatu dan bermufakat. Mengapa? Karena pegangannya adalah Persatuan Indonesia.
Jangan ada yang terlalu bangga dengan mayoritas. Jangan ada
yang terlalu sempit hati dengan minoritas. Kita sama-sama punya pegangan
Persatuan Indonesia, apa pun agamanya. Persatuan sorga Indonesia, Indonesia
sorga persatuan. Karena landasannya adalah Persatuan Indonesia, bukan persatuan
agama.
Baru masuk kepada landasan demokrasi ‘Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan/perwakilan’.
Sesungguhnya bangsa Indonesia memiliki gaya demokrasi yang khas Indonesia. Kita
pernah mengukur demokrasi gaya Amerika, gaya Perancis, gaya Inggris, itu mereka
punya hak masing-masing. Tampilkan yang namanya demokrasi Indonesia, yang
tercermin di dalam: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyaratan/perwakilan.
Itu barangkali yang diartikan representative democratie
(demokrasi perwakilan). Sementara yang berjalan saat ini, walaupun itu sudah
menjadi sistem, itu liberal democracy. Maka kita sebagai partai persatuan,
harus mampu ke depan menata kembali demokrasi kita. Rujukannya adalah kita.
Kita itu adalah Indonesia. Bukan Amerika, bukan Inggris, bukan Perancis. Di
Perancis boleh ada yang namanya Revolusi Perancis. Di Indonesia ada namanya
Revolusi Indonesia yang melahirkan lima dasar yang disponsori oleh bangsa
Indonesia yang beragama.
Terakhir (kelima), berpartai dan membangun adalah demi
kesejahteraan sosial: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Berbicara membangun Indonesia, tatkala di tangan kita (PPP)
sudah meraih suara atau kursi parlemen 60%. Kita membuat akselerasi pembangunan
25 tahun menuju semesta Indonesia Raya tahun 2050. Dimulai tahun 2024. Kita
bersatukan Indonesia yang tercabik-cabik.
Maka pembangunan pertama nanti yang harus didahulukan adalah
pendidikan. Setelah itu kesehatan, pangan, infrastruktur, baru teknologi dan
pertahanan.
Tengoklah peta Indonesia yang begitu gagah belum pernah ada
politik Samudera Jaga Negara. Belum ada Politik Tirta Sangga Negara. Apa
buktinya? Samudera Jaga Negara, samudera yang 5 juta km lebih semua tidak kita
kuasai karena kita tidak punya kapal induk yang signifikan. Tidak punya kapal
selam, tidak punya pesawat terbang yang bisa menerawang kawasan Indonesia. Itu
yang harus kita bangun supaya menjaga Indonesia: Samudera Jaga Negara.
Bayangkan perahu nelayan asing masuk mengambil ikan yang
termahal di dunia, tidak bisa dikejar oleh kapal pemburu Indonesia, karena
doyok, kecepatannya hanya 20 knot. Sedangkan kapal pencuri ikan punya kecepatan
50 knot. Sudah pun 20 knot, jumlahnya sedikit, makanya tidak pernah bisa
menjaga kawasan laut. Penyeludupan dan lain-lain terjadi.
Kita tengok jumlah pulau Indonesia 18.534. Yang tidak punya
nama 6.500 pulau. Bayangkan itu karunia Illahi yang sudah 68 tahun, bangsanya
tidak mampu memberikan nama. Hanya mampu ribut kalau didatangi pasukan-pasukan
dalam dan luar negeri. Kapan partai kita berkuasa, semua itu kasih nama.
Tancapkan bendera merah putih dan Sekjen dikasih penghormatan, Pulau
Romahurmuziy, dan seterusnya diberi nama 6.500 pulau tersebut.
Bayangkan peta Indonesia yang begitu gagah, saya sudah
mengukur panjangnya 25 ribu km. Daendles dalam tiga tahun bisa membangun 1000
km hanya dengan pacul dan linggis tanpa ada gangguan. Bangsa kita membangun tol
antara Cirebon-Jakarta saja sampai sekarang belum selesai. Ternyata ini ada
hikmahnya menunggu PPP berkuasa. Presiden SDA ditunggu untuk membangun itu
semua.
Ada yang bertanya: Apakah kita nanti membangun banyak
jembatan di atas laut? Jembatan haram di Indonesia. Mengapa karena sudah kita
jadikan sistem Samudera Jaga Negara. Bagaimana kita bisa lewat kalau banyak
jembatan? Terowongan yang kita buat. Kita suruh bekerja itu yang namanya
orong-orong yang punya tenaga hebat. Bandingkan, bagaimana orang Perancis
membuat orong-orongnya. Seperti itu yang harus disatukan.
Sehingga terjadilah sambung-menyambung menjadi satu dan kita
namakan Indonesia.
Itu baru terowongan. Terowongan yang akan kita bangun 2000
km. Terowongan Perancis hanya 55 km. Hanya sekejap ketika kita mencoba naik
kereta api dari Perancis ke London. Kalau kita sudah punya 2000 km, beberapa
kejap kita bisa menikmati terowongan di dalam laut.
Apakah Indonesia bisa? Pendidikan sebagai panduan. Maka tema
pendidikan kita akan disesuaikan dengan rencana pembangunan 25 tahun yang akan
datang.
Kita malu dengan Singapura, yang dikenal dengan Temasik.
Temasik itu tempat pacet-pacet, lumpur-lumpur. Sekarang menjadi negara tujuan.
Apakah kita tidak tahu kalau pasir untuk membangun Singapura itu diambil dari
Indonesia? Semuanya dari Indonesia. Hanya Dr. Mahattir yang bisa menyetop batu,
tatkala Singapura mau ambil dari Sabah. Tidak boleh diangkat oleh Singapura,
ambil dari Indonesia dan sebagian besar dengan cara tipu daya. Satu kapal
dibayar setengah kapal.
Kalau semua pulau yang 18.500 kita buat seperti itu,
Indonesia akan menjadi tujuan 219 negara di dunia ini. Saya yakin tahun 2024,
kita mulai, 219 negara setelah Jumat sore sudah berdatangan mau weekend ke
paradise (sorga) Indonesia. Bagaimana kita harus mengajak 219 negara itu? Mari
kita bangun di setiap provinsi bandara internasional, seperti Kansai
International Airport (Jepang). Nanti provinsi harus dimekarkan menjadi lebih
banyak, 100 provinsi kalau perlu. Kita bangun di pinggir Eretan, bandara
Provinsi Cisuka (Cirebon, Indramayu, Subang dan Karawang), empat kabupaten
menjadi satu provinsi ke depan.
Kalau semua bandara bertaraf internasional, setiap Jumat
puluhan ribu dollar dikantongi orang-orang yang datang. Paling sedikit 219.000
orang setiap pekan datang melihat Indonesia Baru yang ditata oleh PPP.
Boleh saja ada yang mengatakan Syaykh
Panji Gumilang tukang khayal, boleh! Silakan! Ini harus
dikhayal semua. Bukan karena
Panji Gumilang punya uang. Ternyata khayallah yang bisa
membuat sesuatu itu. Saya diilhami oleh orang bijak yang mengatakan, semua
harus diawali dengan khayal. Setelah itu baru suar (gambar). Setelah suar,
amal. Komunikasi antar khayal, suar dan amal, menyatu dalam PPP.
Tanda rahmatan lil alamin adalah mampu memberi kenyang
kepada orang. PPP harus bisa mampu menjadi rahmatan lil alamin. Kita memberi
makan bangsa Indonesia. Kita punya kepintaran. Kita mempunyai P3KPI (Paguyupan
Petani Penyangga Ketahanan Pangan Indonesia). Kepada P3KPI hari ini masih
bertugas menjaga ketahanan pangan Indonesia, pada tahun 2024 bertugas menjaga
ketahanan pangan dunia (P3KPD).
Indonesia punya lahan yang luas untuk memberi makan 8 milyar
penduduk dunia pada tahun 2050. Penduduk dunia itu 10 milyar dan yang makan
nasi 8 milyar. Kita hitung menurut standar Indonesia yang banyak makan nasi,
itu hanya 1.750 juta ton gabah kering giling. Indonesia punya iklim yang paling
bagus di dunia. Amerika satu tahun hanya satu kali tanam, Mesir satu kali
tanam, Indonesia tiga kali tanam. Kita tanam padi dua kali. Satu kali panen
saja ketika itu satu hektar sudah bisa 15 ton. Bermakna, cuma memerlukan 58
juta lebih ha, dan itu kalau dikumpulkan 6.500 pulau yang belum punya nama itu
cukup memberi makan bangsa-bangsa di dunia.
Semua itu harus diatur dengan program. Maka PPP harus
menjadi partai kader dan program oriented. Mudah-mudahan PPP semakin berjaya
Sumber: http://www.tokohindonesia.com/publikasi/article/322-opini/4284-visi-indonesia-raya-2024-2050
Tidak ada komentar:
Posting Komentar