Home

Minggu, 23 Maret 2014

Panji Gumilang dan PPP





Syaykh Al-Zaytun Dr. Abdussalam Panji Gumilang memaparkan ‘khayal’ yang menurutnya realistis untuk mengakselerasi pembangunan Indonesia, tatkala PPP sudah meraih suara atau kursi parlemen 60%, dimulai tahun 2024 menuju Semesta Indonesia Raya tahun 2050. Digalang dengan politik Samudera Jaga Negara, Tirta Sangga Negara.

Tengoklah peta Indonesia yang begitu gagah belum pernah ada politik Samudera Jaga Negara. Belum ada Politik Tirta Sangga Negara. Apa buktinya? Samudera Jaga Negara, samudera yang 5 juta km lebih semua tidak kita kuasai karena kita tidak punya kapal induk yang signifikan. Tidak punya kapal selam, tidak punya pesawat terbang yang bisa menerawang kawasan Indonesia. Itu yang harus kita bangun supaya menjaga Indonesia: Samudera Jaga Negara.

Berpartai sesungguhnya sesuatu hal yang sangat penting. Berpartai bukan hal yang hina. Berpartai akan menjadi sangat penting, karena dengannya kita akan masuk ke dalam sistem negara. Negara kita memiliki
Indonesia Raya. Kita masuk ke sana, membangun negara, jiwanya, raganya, seluruhnya kita bangun. Demikianlah
PPP, bercita-cita menang untuk membangun Indonesia.

PPP sangat nasionalis. Mengapa? Karena namanya saja, itu dari lagu wajib yaitu lagu
Indonesia Raya. Mari kita nyanyikan, di sana ada kata-kata yang kemudian diambil menjadi nama
PPP. “Marilah kita berseru, Indonesia bersatu.” Bersatu adalah kata kerja, persatuan adalah kata benda. “Marilah kita berseru, Indonesia bersatu.” (dilantunkan). Pantas kalau partai itu
Partai Persatuan Pembangunan. Tugasnya apa? Tugas PPP adalah membangun. Sebagaimana dalam lagu wajib: bangunlah jiwanya, bangunlah raganya untuk
Indonesia Raya.
Kita tengok jumlah pulau Indonesia 18.534. Yang tidak punya nama 6.500 pulau. Bayangkan itu karunia Illahi yang sudah 68 tahun, bangsanya tidak mampu memberikan nama. Hanya mampu ribut kalau didatangi pasukan-pasukan dalam dan luar negeri.
PPP yang asasnya Islam adalah untuk membangun Indonesia Raya. Dari sisi apa dibangun? Dari sisi landasan negaranya: Ketuhanan Yang maha Esa. Di sana dasar, di sana letaknya beragama. Maka tatkala membangun Ketuhanan YME, inklusif membangun keagamaan.
Tatkala kita membangun ‘Kemanusiaan yang adil dan beradab’ di situlah terbangunnya umat manusia Indonesia yang berkeadilan dan berperadaban dalam hidup di nasional ini maupun di tataran internasional.
Maka kita ingin menyatukan bangsa ini, dengan landasan Persatuan Indonesia. Dengan Persatuan Indonesia ini umat beragama akan bisa bersatu dan bermufakat. Mengapa? Karena pegangannya adalah Persatuan Indonesia.
Jangan ada yang terlalu bangga dengan mayoritas. Jangan ada yang terlalu sempit hati dengan minoritas. Kita sama-sama punya pegangan Persatuan Indonesia, apa pun agamanya. Persatuan sorga Indonesia, Indonesia sorga persatuan. Karena landasannya adalah Persatuan Indonesia, bukan persatuan agama.
Baru masuk kepada landasan demokrasi ‘Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan/perwakilan’. Sesungguhnya bangsa Indonesia memiliki gaya demokrasi yang khas Indonesia. Kita pernah mengukur demokrasi gaya Amerika, gaya Perancis, gaya Inggris, itu mereka punya hak masing-masing. Tampilkan yang namanya demokrasi Indonesia, yang tercermin di dalam: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan/perwakilan.
Itu barangkali yang diartikan representative democratie (demokrasi perwakilan). Sementara yang berjalan saat ini, walaupun itu sudah menjadi sistem, itu liberal democracy. Maka kita sebagai partai persatuan, harus mampu ke depan menata kembali demokrasi kita. Rujukannya adalah kita. Kita itu adalah Indonesia. Bukan Amerika, bukan Inggris, bukan Perancis. Di Perancis boleh ada yang namanya Revolusi Perancis. Di Indonesia ada namanya Revolusi Indonesia yang melahirkan lima dasar yang disponsori oleh bangsa Indonesia yang beragama.
Terakhir (kelima), berpartai dan membangun adalah demi kesejahteraan sosial: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Berbicara membangun Indonesia, tatkala di tangan kita (PPP) sudah meraih suara atau kursi parlemen 60%. Kita membuat akselerasi pembangunan 25 tahun menuju semesta Indonesia Raya tahun 2050. Dimulai tahun 2024. Kita bersatukan Indonesia yang tercabik-cabik.
Maka pembangunan pertama nanti yang harus didahulukan adalah pendidikan. Setelah itu kesehatan, pangan, infrastruktur, baru teknologi dan pertahanan.
Tengoklah peta Indonesia yang begitu gagah belum pernah ada politik Samudera Jaga Negara. Belum ada Politik Tirta Sangga Negara. Apa buktinya? Samudera Jaga Negara, samudera yang 5 juta km lebih semua tidak kita kuasai karena kita tidak punya kapal induk yang signifikan. Tidak punya kapal selam, tidak punya pesawat terbang yang bisa menerawang kawasan Indonesia. Itu yang harus kita bangun supaya menjaga Indonesia: Samudera Jaga Negara.
Bayangkan perahu nelayan asing masuk mengambil ikan yang termahal di dunia, tidak bisa dikejar oleh kapal pemburu Indonesia, karena doyok, kecepatannya hanya 20 knot. Sedangkan kapal pencuri ikan punya kecepatan 50 knot. Sudah pun 20 knot, jumlahnya sedikit, makanya tidak pernah bisa menjaga kawasan laut. Penyeludupan dan lain-lain terjadi.

Kita tengok jumlah pulau Indonesia 18.534. Yang tidak punya nama 6.500 pulau. Bayangkan itu karunia Illahi yang sudah 68 tahun, bangsanya tidak mampu memberikan nama. Hanya mampu ribut kalau didatangi pasukan-pasukan dalam dan luar negeri. Kapan partai kita berkuasa, semua itu kasih nama. Tancapkan bendera merah putih dan Sekjen dikasih penghormatan, Pulau Romahurmuziy, dan seterusnya diberi nama 6.500 pulau tersebut.

Bayangkan peta Indonesia yang begitu gagah, saya sudah mengukur panjangnya 25 ribu km. Daendles dalam tiga tahun bisa membangun 1000 km hanya dengan pacul dan linggis tanpa ada gangguan. Bangsa kita membangun tol antara Cirebon-Jakarta saja sampai sekarang belum selesai. Ternyata ini ada hikmahnya menunggu PPP berkuasa. Presiden SDA ditunggu untuk membangun itu semua.

Ada yang bertanya: Apakah kita nanti membangun banyak jembatan di atas laut? Jembatan haram di Indonesia. Mengapa karena sudah kita jadikan sistem Samudera Jaga Negara. Bagaimana kita bisa lewat kalau banyak jembatan? Terowongan yang kita buat. Kita suruh bekerja itu yang namanya orong-orong yang punya tenaga hebat. Bandingkan, bagaimana orang Perancis membuat orong-orongnya. Seperti itu yang harus disatukan.

Sehingga terjadilah sambung-menyambung menjadi satu dan kita namakan Indonesia.
Itu baru terowongan. Terowongan yang akan kita bangun 2000 km. Terowongan Perancis hanya 55 km. Hanya sekejap ketika kita mencoba naik kereta api dari Perancis ke London. Kalau kita sudah punya 2000 km, beberapa kejap kita bisa menikmati terowongan di dalam laut.

Apakah Indonesia bisa? Pendidikan sebagai panduan. Maka tema pendidikan kita akan disesuaikan dengan rencana pembangunan 25 tahun yang akan datang.

Kita malu dengan Singapura, yang dikenal dengan Temasik. Temasik itu tempat pacet-pacet, lumpur-lumpur. Sekarang menjadi negara tujuan. Apakah kita tidak tahu kalau pasir untuk membangun Singapura itu diambil dari Indonesia? Semuanya dari Indonesia. Hanya Dr. Mahattir yang bisa menyetop batu, tatkala Singapura mau ambil dari Sabah. Tidak boleh diangkat oleh Singapura, ambil dari Indonesia dan sebagian besar dengan cara tipu daya. Satu kapal dibayar setengah kapal.

Kalau semua pulau yang 18.500 kita buat seperti itu, Indonesia akan menjadi tujuan 219 negara di dunia ini. Saya yakin tahun 2024, kita mulai, 219 negara setelah Jumat sore sudah berdatangan mau weekend ke paradise (sorga) Indonesia. Bagaimana kita harus mengajak 219 negara itu? Mari kita bangun di setiap provinsi bandara internasional, seperti Kansai International Airport (Jepang). Nanti provinsi harus dimekarkan menjadi lebih banyak, 100 provinsi kalau perlu. Kita bangun di pinggir Eretan, bandara Provinsi Cisuka (Cirebon, Indramayu, Subang dan Karawang), empat kabupaten menjadi satu provinsi ke depan.
Kalau semua bandara bertaraf internasional, setiap Jumat puluhan ribu dollar dikantongi orang-orang yang datang. Paling sedikit 219.000 orang setiap pekan datang melihat Indonesia Baru yang ditata oleh PPP.
Boleh saja ada yang mengatakan Syaykh
Panji Gumilang tukang khayal, boleh! Silakan! Ini harus dikhayal semua. Bukan karena
Panji Gumilang punya uang. Ternyata khayallah yang bisa membuat sesuatu itu. Saya diilhami oleh orang bijak yang mengatakan, semua harus diawali dengan khayal. Setelah itu baru suar (gambar). Setelah suar, amal. Komunikasi antar khayal, suar dan amal, menyatu dalam PPP.
Tanda rahmatan lil alamin adalah mampu memberi kenyang kepada orang. PPP harus bisa mampu menjadi rahmatan lil alamin. Kita memberi makan bangsa Indonesia. Kita punya kepintaran. Kita mempunyai P3KPI (Paguyupan Petani Penyangga Ketahanan Pangan Indonesia). Kepada P3KPI hari ini masih bertugas menjaga ketahanan pangan Indonesia, pada tahun 2024 bertugas menjaga ketahanan pangan dunia (P3KPD).
Indonesia punya lahan yang luas untuk memberi makan 8 milyar penduduk dunia pada tahun 2050. Penduduk dunia itu 10 milyar dan yang makan nasi 8 milyar. Kita hitung menurut standar Indonesia yang banyak makan nasi, itu hanya 1.750 juta ton gabah kering giling. Indonesia punya iklim yang paling bagus di dunia. Amerika satu tahun hanya satu kali tanam, Mesir satu kali tanam, Indonesia tiga kali tanam. Kita tanam padi dua kali. Satu kali panen saja ketika itu satu hektar sudah bisa 15 ton. Bermakna, cuma memerlukan 58 juta lebih ha, dan itu kalau dikumpulkan 6.500 pulau yang belum punya nama itu cukup memberi makan bangsa-bangsa di dunia.
Semua itu harus diatur dengan program. Maka PPP harus menjadi partai kader dan program oriented. Mudah-mudahan PPP semakin berjaya

Sumber: http://www.tokohindonesia.com/publikasi/article/322-opini/4284-visi-indonesia-raya-2024-2050



Tidak ada komentar:

Posting Komentar