Pengembangan peternakan sapi Al-Zaytun memanfaatkan
teknologi termutakhir. Al-Zaytun tak henti-hentinya melakukan penelitian dan
pengembangan di bidang peternakan sapi untuk mendapatkan mutu sapi yang
terbaik.
Pelaksanaan inseminasi buatan (IB) misalnya, merupakan
sistem perkawinan yang sudah sangat mudah dan murah diterapkan di Al-Zaytun,
untuk menghemat biaya pemeliharaan sapi pejantan (Pemacek) dan dapat
menghindari penurunan mutu genetik serta penularan penyakit kelamin.
Teknologi peternakan sapi yang paling banyak dikembangkan
oleh Al-Zaytun adalah transfer embrio (TE). Sebab, teknologi ini sangat efektif
untuk mempercepat populasi sapi perah berkualitas tinggi, dan perbaikan
performa ternak (deploid). Dengan transfer embrio dari seekor induk yang mempunyai
mutu genetik tinggi, akan dapat diperoleh 15-20 ekor pedet atau anak sapi dalam
setahun.
Dengan transfer embrio, dalam waktu lima tahun jumlah anak
keturunan dan jumlah produksi susu akan meningkat empat kali lebih tinggi
dibanding inseminasi buatan.
Saat ini Al-Zaytun baru memiliki seribu ekor lebih sapi,
diternakkan sebagai sapi potong dan sapi perah.
(Berita Indonesia 35/2007)
Syaykh DR. AS Panji Gumilang yang juga Koordinator Wilayah
Jabar APSPI ini memaparkan, seribu sapi dalam keadaan bunting didatangkan
dengan harga US$ 1700 tiap ekornya. Rencananya, setelah melahirkan yang
pertama, aplikasi embryo transfer (ET) dipilih dalam program reproduksi (bukan
IB) selanjutnya. Seribu induk sapi tadi sebagai sapi recepient-nya (penerima).
Embrio, lanjut Syaykh, langsung didatangkan dari Kanada.
Menurut para ahli, kualitas embrio ini adalah yang terbaik di dunia, 13.000 lt
per laktasi (30 lt/hari red). Harga embrio untuk bull US$ 1500, sementara yang
betina US$ 300. Syaykh menyebut angka yang sempat membuat tercekat. Tahap awal
diimpor 50 embrio jantan/bull yang setelah lahir bakal jadi bull bibit program
ET. Plus impor 200 embrio betina yang setelah lahir bakal jadi induk donor
program ET. Sebuah obsesi yang bukan main-main lagi!
Target pun sudah dipatok. Dengan konsep yang digagasnya
tersebut, diperkirakan tahun 2017, pihaknya sudah punya 4000 betina unggul
sebagai donor dan 20 bull terbagus di dunia. Selain itu, sudah mampu
menghasilkan embrio sendiri, tidak impor lagi. Sudah ada sapi perah berkualitas
super made in Indramayu!, ucapnya optimis.
Menjawab rasa heran dan takjub yang tak dapat disembunyikan,
serta menjawab kemungkinan berhasilnya obsesi tersebut, Syaykh melontarkan
kutipan kalimat. Fa idza azamta fa tawaqal alallaah (setelah bertekad dan
berupaya, berserahdirilah pada Allah), Syaykh menuturkan.
sumber : http://www.trobos.com/show_article.php?rid=9&aid=678
(2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar