Home

Rabu, 19 Maret 2014

Pengembangan Perternakan Sapi dan Pabrik Susu Di Sekolah

Masih ingat tentang postingan saya yang berjudul "Sapi susu atau sapi perah", menceritakan tentang sapi dan terinspirasi dari anime yang menceritakan kehidupan sekolah perternakan. Saya dulu sempat bersekolah di AL ZAYTUN, sekolah yang berbasis pesantren modern tapi mereka juga mengembangkan 3 sektor lain selain pendidikan yaitu Pertenakan , Pertanian , dan Perikanan. Saya bersekolah di sana selama 3 tahun ( 6 tahun adalah lama studi resmi nya tapi saya keluar ). Kali ini mari izinkan saya mengulas pengembangan perternakan Sapi di sekolah saya.

Pengembangan peternakan sapi Al-Zaytun memanfaatkan teknologi termutakhir. Al-Zaytun tak henti-hentinya melakukan penelitian dan pengembangan di bidang peternakan sapi untuk mendapatkan mutu sapi yang terbaik.

Pelaksanaan inseminasi buatan (IB) misalnya, merupakan sistem perkawinan yang sudah sangat mudah dan murah diterapkan di Al-Zaytun, untuk menghemat biaya pemeliharaan sapi pejantan (Pemacek) dan dapat menghindari penurunan mutu genetik serta penularan penyakit kelamin.

Teknologi peternakan sapi yang paling banyak dikembangkan oleh Al-Zaytun adalah transfer embrio (TE). Sebab, teknologi ini sangat efektif untuk mempercepat populasi sapi perah berkualitas tinggi, dan perbaikan performa ternak (deploid). Dengan transfer embrio dari seekor induk yang mempunyai mutu genetik tinggi, akan dapat diperoleh 15-20 ekor pedet atau anak sapi dalam setahun.

Dengan transfer embrio, dalam waktu lima tahun jumlah anak keturunan dan jumlah produksi susu akan meningkat empat kali lebih tinggi dibanding inseminasi buatan.
Saat ini Al-Zaytun baru memiliki seribu ekor lebih sapi, diternakkan sebagai sapi potong dan sapi perah.
(Berita Indonesia 35/2007)

Syaykh DR. AS Panji Gumilang yang juga Koordinator Wilayah Jabar APSPI ini memaparkan, seribu sapi dalam keadaan bunting didatangkan dengan harga US$ 1700 tiap ekornya. Rencananya, setelah melahirkan yang pertama, aplikasi embryo transfer (ET) dipilih dalam program reproduksi (bukan IB) selanjutnya. Seribu induk sapi tadi sebagai sapi recepient-nya (penerima).

Embrio, lanjut Syaykh, langsung didatangkan dari Kanada. Menurut para ahli, kualitas embrio ini adalah yang terbaik di dunia, 13.000 lt per laktasi (30 lt/hari red). Harga embrio untuk bull US$ 1500, sementara yang betina US$ 300. Syaykh menyebut angka yang sempat membuat tercekat. Tahap awal diimpor 50 embrio jantan/bull yang setelah lahir bakal jadi bull bibit program ET. Plus impor 200 embrio betina yang setelah lahir bakal jadi induk donor program ET. Sebuah obsesi yang bukan main-main lagi!

Target pun sudah dipatok. Dengan konsep yang digagasnya tersebut, diperkirakan tahun 2017, pihaknya sudah punya 4000 betina unggul sebagai donor dan 20 bull terbagus di dunia. Selain itu, sudah mampu menghasilkan embrio sendiri, tidak impor lagi. Sudah ada sapi perah berkualitas super made in Indramayu!, ucapnya optimis.

Menjawab rasa heran dan takjub yang tak dapat disembunyikan, serta menjawab kemungkinan berhasilnya obsesi tersebut, Syaykh melontarkan kutipan kalimat. Fa idza azamta fa tawaqal alallaah (setelah bertekad dan berupaya, berserahdirilah pada Allah), Syaykh menuturkan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar